Serangan ‘Brigade Srikandi’ digelarkan ‘Aksi Janda Janda Hitam’

Tuesday, April 6, 2010

gambar hiasan, tentera Pakistan

Keberanian dua orang perempuan ini mula menjadi mimpi ngeri kepada pemerintah Russia.


Ekuran serangan berani mati itu di dua buah setesyen keretapi bawah tanah di Moscow sebelum ini, semakin mencabar kekuatan pihak penguasa Russia dengan berlakunya ‘serangan’ janda muda 17 tahun Dzhennet Abdurakhmanova balu kepada pejuang Islam Umalat Magomedov.

Pada mula nya pihak penguasa Russia menuduh gerila Chechnya, tetapi apabila diketahui yang menyerang itu adalah para perempuan, segeralah tudingan itu beralih kepada "Black Widows", Janda-janda Hitam satu panggilan yang digelarkan oleh pihak Russia.

Dzhennet Abdurakhmanova, janda muda berusia 17 tahun asal Dagestan

Tony Halpin, dalam tulisannya di Times, menyebutkan, sebutan "Black Widows" diambil dari pakaian yang mereka gunakan, gaun panjang warna hitam yang menutup seluruh tubuh ketika melakukan serangan berani nya.

Biasanya di balik pakaian hitam itu diikatkan bahan peledak dan pecahan peluru meriam. Saat terjadi penyerangan teater Moscow Dubrovka (2002) dimana lebihkurang 700 orang yang sedang menonton pertunjukan di teater itu Seramai 19 dari 41 yang cedera itu adalah "Janda-janda Hitam" ini.

Bom yang meledak di Setesen Lubyanka mengorbankan sekurang-kurangnya 25 orang. Bom kedua meledak 45 minit kemudian di Setesen keretapi bawah tanah Park Kultury, yang letaknya tak jauh dari pejabat akhbar pemerintah, RIA-Novosti, dan pejabat television satelit berbahasa Inggris, Russia Today. Sekurangnya 13 orang terbunuh di tempat itu.

Disebut widow (janda) karena mereka adalah para janda yang suaminya terbunuh dalam pertempuran melawan tentara Rusia di Chechnya. Namun, tidak semua yang disebut "Janda-janda Hitam" adalah mereka yang kehilangan suami, ada pula yang kehilangan saudara lelaki atau keluarga dekat.

Pemimpin kumpulan bersenjata Chechnya satu ketika dahulu Shamil Basayev pernah merekrutkan para pejuang perempuan Islam untuk menghadapi tentara Rusia sejak 1994.

Basayev gugur dalam pertempuran di Ingushetia pada 2006, beliau Berjaya membentuk "brigade srikandi" yang terdiri dari kaum perempuan. Cerita tentang keterlibatan perempuan dalam pertempuran mulai terungkap pada Jun 2000. Ketika itu, dua perempuan Chechnya memandu sebuah trak yang dipenuhi bahan peledak merempuh balai Polis. Salah seorang perempuan adalah Khava Barayeva, kerabat Movsar Barayev pemimpin puak bersenjata Chechnya yang memimpin penduduk gedung teater di Moscow.

Dukacita karena ditinggal mati suami tercinta dan semangat balas dendam yang merasuki para janda ini menambahkan semangat juang nya untuk melawan Rusia. Mereka direkrut dan dilatih menjadi penyerang yang rela mengorbankan nyawa. Semua itu, menurut kumpulan kumpulan hak asasi manusia, terjadi sebagai sebuah suasana kebelakangan ini di Rusia khas nya di Chechnya.

Di Negara kita Malaysia, rasanya agak sukar terjadi nya hal hal begini, walaupun kita semua dilaung laungkan dengan konsep kecermelangan nya dengan 1Malaysia dan rakyat di utamakan, pencapaian nya belum tahu lagi.

- matjejakrasul/ref:komp31mar