Jam terbesar di dunia Mekah mengatasi GMT Greenwich?

Thursday, August 12, 2010


Selama lebih dari satu abad, sebuah titik di atas sebuah bukit di tenggara London telah diakui sebagai pusat waktu dunia dan titik awal resmi setiap di hari.

Tetapi sekarang supremasi Greenwich Mean Time atau lebih dikenal sengan singkatan GMT sedang ditantang oleh sebuah jam raksasa baru yang dibangun di Mekkah, yang diperkirakan akan menjadi acuan waktu bagi sekitar 1,5 milion warga Muslim di dunia dengan mengubah waktu jam tangan mereka segera. Jam itu mulai berdetak Khamis (12/8/2010), saat umat Islam memulakan puasa nya selama bulan Ramadhan ini.

Diberitakan Rabu kelmarin 11/8/2010, melaporkan, jam tersebut ditempatkan di atas Mekkah Royal Clock Tower yang mendominasi kota suci Islam itu. Ini adalah pusat dari sebuah kompleks luas yang diadakan oleh kerajaan Arab Saudi, di dalamnya terdapat hotel, pusat pembelian barangan, dan ruang konferensi.

Pembinaan menara jam raksasa itu agak menyamai dengan dua Menara St Stephen (St Stephen's Tower), yang merupakan tempat untuk lonceng Big Ben dan Empire State Building. Menara jam Saudi itu memang bertujuan untuk mengatasi saingannya di London itu dalam segala segi.

Jam empat wajah itu berdiameter 151 kaki dan akan diterangi dua juta lampu LED serta dilengkapi tulisan berhuruf Arab ukuran besar yang berbunyi, "Dalam nama Allah". Jam akan berjalan berdasarkan Standar Waktu Arabia (AST), yang tiga jam mendahului GMT. Begitu sebuah puncak berkilauan ditambahkan, berupa bulan sabit untuk melambangkan Islam, tinggi bangunan tersebut akan menjadi hampir 2.000 kaki, yang menjadikannya sebagai bangunan tertinggi kedua di dunia.

Jam Big Ben di Endgland itu, hanya berdiameter 23 kaki, tinggi menaranya hanya 316 kaki.

Warga Mekkah juga akan diingatkan bahwa sudah waktu untuk berdoa ketika 21.000 lampu hijau dan putih, dapat terlihat dari jarak 18 batu, menyala lima kali sehari.

Para ulama Islam berharap pengaruh jam itu boleh menjangkau wilayah yang lebih luas, melampaui gurun pasir Arab Saudi, sebagai sebuah rencana agar Mekkah dapat mengatasi Observatorium Greenwich sebagai "pusat bumi".

Selama 125 tahun terakhir, masyarakat antarabangsal telah menerima bahwa awal setiap hari harus diukur dari catatan utama, yang mewakili bujur 0 darjah, yang melewati Observatorium Greenwich.

Kata Mohammed al-Arkubi, pengurus salah satu hotel di kompleks itu, katanya, "Menempatkan waktu Mekkah di hadapan Greenwich Mean Time. Itulah tujuannya."

Menurut Yusuf al-Qaradawi, seorang ulama Mesir yang dikenal di seluruh dunia Islam karena acara televisinya yang populer, "Syariah dan Kehidupan", Makkah memiliki panduan yang lebih besar untuk menjadi arah utama karena berada "dalam keselarasan yang baik dengan (garis) magnet utara."

Pendapat yang menyatakan bahwa kota suci itu merupakan "zon magnet nol" telah meraih sokongan dari sejumlah ilmuwan Arab, seperti Abdel-Baset al-Sayyed dari Pusat Penelitian Nasional Mesir yang mengatakan tidak ada gaya magnet di Mekkah. "Itulah sebabnya jika seseorang melakukan perjalanan ke Mekkah atau tinggal di sana, dia hidup lebih lama, lebih sehat, dan kurang dipengaruhi oleh graviti bumi," katanya. "Anda mendapatkan banyak tenaga."

Namun, ilmuwan Barat telah menentang pernyataan tersebut dengan mengatakan bahwa kutub magnet utara pada kenyataannya berada di garis bujur yang melepasi Kanada, Amerika Syarikat, Mexico, dan Antartika. – ref:komp.com