Taliban "menang" kata Mullah Omar yg sekian lama tidak kelihatan

Sunday, September 12, 2010


Permusuhan nya terus berkocak Dikejutkan pula dengan kenyataan pemimpin Taliban Mullah Omar yang sekian lama tidak kedengaran di mata umum. Menurut catatan Site Intelligence Group, kemarin, Mullah Omar dengan tegas mengatakan pihaknya "menang". "Operasi ketenteraan pimpinan NATO akanbertambah kucarkacir insya Allah” kata Mullah Omar lagi.

Dalam wawacancara yang jarang dilakukan dan kenyataan yang tidak begitu lengkap telah diterbitkan dalam empat bahasa, pemimpin Taliban itu yang tidak diketahui dimana lokasi nya mengulangi ingatan nya kepada pasukan Negara asing agar meninggalkan Afganistan.

Sementara di lain pihak pula, NATO mula menambahkan lagi kehadiran pasukannya di negara itu sebanyak 150.000 orang dalam usha usha untuk menumpaskan pejuang pejuang Taliban. Walau bagaimana pun Amerika Syarikat telah menetapkan bulan Julai 2011 ini untuk mengundurkan tentera nya, jika situasi membenarkan.

Kenyataan Mullah Omar kali ini muncul dalam empat bahasa yakni Inggris, Pashtun, Dari, dan Urdu. "Kemenangan negara Islam atas serbuan orang-orang kafir sekarang semakin menampakan cirri cirri kejayaan dan kekuatan penggerak di balik kemenangan ini adalah kepercayaan kepada Allah dan rahmat dari Allah, serta semangat di antara kami," kata Mullah Omar serta berharap agar pihaknya bakal membentuk sistem kerajaan Islam merdeka yang sempurna dan kuat.

Omar mendakwa, dalam kenyataannya itu, pihak yang berada di balik serbuan ke Afganistan pada 2001 ketika menumbangkan pemerintahan Taliban mengakui sendiri bahwa semua strategi mereka tidak menepati sasaran.

Pada kesempatan itu, Mullah Omar mengimbau Presiden Barrack Obama agar menarik balik pasukan Amerika tanpa syarat dan secepat mungkin. Mullah Omar yang juga dianggap sebagai pemimpin kerohanian Taliban juga memerintahkan para pejuangnya mentaati kode etik Taliban dan mengelakan kematian orang awam.

Ribuan orang Afghanistan terbunuh dalam pemberontakan terhadap pasukan pimpinan Amerika Syarikat, sebagian nya pula terbunuh apabila pihak NATO gagal mengenali lalu menyerang nya. - ref:kompcom