Kebanyakan penduduk Islam di Bosmont Johannesburg, Afrika Selatan adalah penduduk Muslim yang berasal dari berbagai negara seperti Turki, Tunisia, Somalia, India, Pakistan, dan juga keturunan dari Indonesia serta Malaysia seperti di Cape Malay.
Satu hal yang mungkin akan selalu dikenang oleh para wartawan melayu termasuk Indonesia yang membuat liputan Piala Dunia adalah ketika berada di Mesjid Bosmont. Masjid ini selalu menjadi penunjuk arah ketika para wartawan berjalan-jalan di sekitar Bosmont. Masjid ini juga mengalunkan azanlima waktu.
Menjelang subuh, sayup-sayup suara azan selalu mengalun dari Masjid Bosmont. Biasanya, wartawan dari Indonesia sudah terbangun ketika azan subuh mengalun. Jarak dari penginapan wartawan ke Bosmont sekitar 1 km. Pada akhir bulan Jun ini, azan subuh di Johannesburg sekitar pukul 5.34 pagi
Mesjid Bosmont mulai didirikan pada tahun 1994, siap dan boleh digunakan untuk salat Jumat pada 1996. Sekitar 200 meter dari masjid, terdapat sebuah gereja. "Tidak ada masalah dengan penduduk sekitar termasuk laungan azan setiap lima waktu sembahyang, kata En.Saleh Ibrahim, Ketua Sekolah Muslim Bosmont.
Ibrahim menambahkan, Masjid Bosmont terbuka bagi siapa pun, baik itu kulit putih, kulit berwarna, atau pun kulit hitam. "Tidak ada apartheid di masjid ini, katanya sambil tersenyum. Kami terbuka bagi sesiapa pun," bahkan, selama musim Piala Dunia 2010, masjid ini juga semacam media center untuk memberikan sekadar informasi kepada semua pendatang terutama pendatang Muslim.
Pelancung Muslim memang tidak perlu khawatir jika datang ke Afrika Selatan khususnya Johannesburg. Di Johannesburg sudah banyak terdapat masjid dan mussala (orang Afrika Selatan menyebutnya masajid dan musallas). Ketika sampai di Bandar OR Tambo, pelancung muslim boleh mendapat buku petunjuk A Guide for Muslim Visitors, yang terdapat daftar sejumlah masjid dan mussala di Johanneburg, jadual salat, serta restoran-restoran halal.
Di Johanneburg, jumlah masjid dan mussala menurut buku tersebut adalah sebanyak 102 buah. Di Johannesburg bahagian barat di mana tempat Masjid Bosmont berada, juga terdapat 26 masjid dan mussalayang lainnya.
Untuk restoran halal, hampir di setiap sudut jalan menuju Bosmont terdapat restoran itu baik untuk pizza maupun makanan tempatan dari daging ayam seperti nandos (nasi dan ayam kari) dan makanan makanan halal yg lainnya.
Buku petunjuk tersebut dibuat dan dipublikasikan oleh Jamiatul Ulama South Africa. Jamiatul Ulama ini lahyg membantu pembangunan masjid dan mussala di seluruh Afrika Selatan.
Selain masjid dan mussala, organisasi bukan kerajaan yang sudah berdiri sejak 1923 tersebut, juga bertugas antara lain memberikan bimbingan kepada para warga Muslim antara lain melalui media radio (Radio Islam), memberikan label halal kepada makanan dan restoran di Afrika Selatan, juga fungsi-fungsi lainnya seperti kaitan dengan masalah kesejahteraan, sosial, pendidikan, pengumumani, isu-isu mengenai agama, serta menjadi penghubung dengan pemerintah.
Islam berkembang dengan pesat seiring dengan berakhirnya era apartheid. Kini, pemeluk Islam dengan bebas melaksanakan ibadah. Para pendatang juga tidak perlu kuawatir karena setiap masjid di Afrika Selatan terbuka untuk umum.- pikiranrakyat
Murid buktikan pada guru lembu makan martabak
14 hours ago