suara azan lelaki ini menembus langit, mengeja nama Allah dan mengagungkan-Nya

Tuesday, October 12, 2010

Mustafa Nasywan Imam Masjid Litfa Nazzal Jordan

Kita semua masih ingat lagi akan kekejaman Israel mei lalu dengan perbuatan jahatnya menyerang kapal Mavi Marmara konvoi kemanusiaan ke Plaestin. Antara retetan yg terjadi dari peristiwa itu termasuklah,

Di antara mereka itu terdapat juga seorang pemilik suara merdu dan syahdu, yang gagah berani mengumandangkan laungan azan di kapal Mavi Marmara ketika 600 orang relawan itu ditahan, dijemur di bawah terik matahari, serta diacu dengan senjata automatik oleh tentara kejam Israel. Di keheningan laut Tengah dan suasana mencekam ketika itu, suara azan lelaki ini menembus langit, mengeja nama Allah dan mengagungkan-Nya.

Muazzin itu bernama Mustafa Nasywan, berusianya 41 tahun, selaku imam Masjid Lifta di daerah Nazzal, Amman Jordan.

Mustafa menceritakan kembali detik-detik ketegangan itu. Ketika itu, Mavi Marmara, yang merupakan kapal terbesar di armada Freedom Flotilla, sudah lebihkurang 6 jam di rampas oleh Israel.

Dalam pasukan bantuan itu ayah Mustafa Nasywan yg berumur 82 turut menyertai konvoi itu. ayah Mustafa merupakan relawan tertua di misi kemanusiaan itu.

Karena waktu zhuhur sudah lewat, Mustafa nekat untuk melaungkan azan “Kalau saya ditembak karena azan ini, insya Allah saya akan mati syahid,” kenang Mustafa yang waktu itu dikurung di atas dek 4 yang dipakai sebagai masjid oleh para relawan. Di situlah Mustafa juga mengumandangkan azan selama berhari-hari ketika da;lam pelayaran dengan Mavi Marmara.

Beberapa relawan dari berbagai negara, mengaku kepada Sahabat Al-Aqsha, azan yang dikumandangkan lelaki ini merupakan azan terindah dan sayu yang pernah mereka dengar. Apa lagi diwaktu itu konvoi bantuan meraka berlayar dalam keadaan tak menentu keselamatan nya. ‘Kekuatan ‘ azan yg dilaungkan oleh Mustafa itu turut di akui dokter Arief Rachman dari MER-C Indonesia.

Alhamdulillah, Mustafa tidak ditembak tentara Israel. Beberapa minit selesai azan, ratusan relawan lelaki dan perempuan dalam keadaan diikat dan sudah dijemur selama enam jam, dibawa turun ke kabin penumpang. Kapal dibawa ke pelabuhan Ashdod yang dikuasai Israel. Mereka ditahan dipenjara di Beersheva. – mjr tko ref: Sahabat Al-Aqsha